Saturday, May 27, 2017

Akhirnya Ketemu EwasteRJ

Dari tahun 2013 akhir, aku terus mencari ‘pengepul’ sampah jenis elektronik. Lagi-lagi keadaan “tidak tahu kemana” membuatnya gagal. Aku sampai mencari info ke hp (merek printer) dan Nokia. Tapi pengiriman barang seperti catridge bekas hp terlalu jauh. Masa ke negeri seberang? Kalau Nokia (seperti kabel-kabel charger yang sudah tidak terpakai) aku tidak tahu apa Nokia Care menerimanya? Aku pernah mengirim e-mail ke Nokia Care di kotaku; bertanya tentang program recycle-nya. Tapi kembali berakhir tidak jadi. Jadilah barang yang sudah terkumpul dikasih ke tukang sampah gitu aja (sambil miris dalam diri).
Dan suatu hari aku menemukan EwasteRJ. Program pengumpulan barang elektronik yang diprakarsai anak SMP. Like dream come true, semangatlah aku untuk ngumpulin dengan baik dan segera dikirim begitu cukup banyak.
Salah satu yang menarik, EwasteRJ punya dropbox, tempat untuk menampung barang-barang elektronik sebelum diserahkan pada pabrik yang berkutat pada bidang sampah elektronik yang dibawa ke setiap acara yang EwasteRJ buat di suatu tempat.
Aku mengumpulkan kabel casan, hape rusak, batu baterai, dan earphone rusak. Lumayan banyak, yah? 
Hasil mulung seantero rumah. Udah dibungkus rapi
Ini harusnya masuk jadi sampah, tapi malah laku dijual


Karena tidak memungkinkan untuk mengejar di mana EwasteRJ membuat event, aku mencari tahu apa bisa dikirim via paket. Gayung bersambut, emailku dibalas tim EwasteRJ. Dan aku segera mengirim sampah-sampahku dengan syarat dan ketentuan tertentu umumnya mengirim barang elektronik yang dikhawatirkan ‘rusak’ selama proses pengiriman. (baca postingan sebelumnya: Recycle Handphone)
Sepertinya niat ini begitu dimudahkan karena EwasteRJ mampir ke Bogor untuk acara dropbox sampah eletronik. Wah, aku makin semangat. Sudah banyak yang aku kumpulkan di rumah; barang-barang yang ada di setiap sudut rumah. Kali ini aku tidak perlu mengirimnya ke Bekasi (lokasi EwasteRJ), kali ini aku hanya perlu membawanya langsung dan masuk dropbox.

Sedikit kenalan dengan Rafa Jafar dan timnya, foto-foto sebentar, lalu aku pulang. Rasanya? Senang luar biasa. Setidaknya tidak sia-sia barang yang dikumpulkan. Walau masih terlihat dan dianggap aneh di rumah sendiri, oleh orang tua sendiri, tapi aku akan kembali mengumpulkan barang elektronik tak terpakai di rumah dan kembali menyetorkannya ke EwasteRJ (kali ini mungkin akan dikirim via paket). Terima kasih sudah menjadi perpanjangan tangan dari bagian peduli lingkungan (cc: EwasteRJ).

Tuesday, May 9, 2017

Over Thinking

Kayaknya aku over thinking. Terlalu mikirin tentang lingkungan, padahal mereka yang paling ahli dan terlibat langsung sudah melakukan banyak upaya untuk lingkungan ini tanpa kita ketahui. Aku yang bukan apa-apa cuma bisa mikirin. Iya, mikirin. Paling yang kulakukan hanya melatih diri untuk mengurangi dampaknya (mungkin berdampak) dan bijak sebelum bertindak yang ada hubungannya nanti dengan siklus lingkungan alam ini.
Berat amat, yah tulisannya? Padahal, di garda depan, mereka yang beraksi nyata dan lebih paham apa yang terjadi sedang dan terus bergulat dengan bidangnya dalam urusan lingkungan dan segala yang berhubungan dengannya.
Aku baca tentang polusi udara dan air, rumah yang kumuh dan tidak teratur, sampah organik dan anorganik, tempat penyerapan air, pohon penyerap karbon dioksida dan polusi udara, populasi manusia vs hewan, kertas yang juga punya pengaruh lingkungan, sampai gaya hidup sehat. Terlalu banyak bidangnya. Padahal mereka sudah melakukan berbagai banyak hal dan perubahan dibanding diri ini.

Tapi setidaknya, melakukan hal penting untuk diri sendiri, memulai diri sendiri bijak pada alam adalah satu hal yang bisa kulakukan dibanding hal besar tentang isu lingkungan atau pemanasan global. Aku bukan orang yang kompeten untuk urusan itu, tapi setidaknya aku secara tidak langsung mau ikut serta dalam rantai yang panjang ini. Sedikit mengurangi dampaknya yang buruk dan menyadari bahwa walaupun alam ini dalam keadaan baik, tetap ramah padanya adalah suatu keharusan.