Sebelumnya saya sudah pernah memposting tentang recycle handphone. Nah, kali ini saya ingin sedikit mengulas tentang sampah elektronik
yang cakupannya lebih luas. Dan terutama karena ada RJ—anak sekolahan yang
mengingatkan kita akan bahaya sampah elektronik. Senangnya ada anak muda yang
bisa beraksi nyata. Satu dari sekian generasi muda bangsa ini yang peduli
lingkungan.
Well, sekiranya postingan saya tidak berefek bagus alias
tidak semua orang akan membacanya atau langsung bertindak, setidaknya kita
sudah menyebarkan virus kebaikan untuk bersama. Hal yang sangat tidak egois,
yang untuk kepentingan saat ini dan masa depan.
Kita tentu tidak bisa lepas dari barang elektronik bahkan
sejak lahir. Semakin ke sini, semakin banyak barang elektronik yang dibutuhkan
dan dipakai manusia. Peralatan rumah tangga pasti elekktronik, mainan juga,
alat komunikasi, alat kesehatan atau alat kecantikan. Lantas bagaimana cara
kita memulainya?
Pertama, tanyakan pada diri sendiri apa pentingnya membuang
sampah—apapun jenisnya—secara lebih bijak? Pilah dan pilih dulu sampah-sampah
di rumah kita. Ingat loh, rumah tangga adalah mini perusahaan yang banyak
menyumbangkan sampah.
Kedua, niat yang kuat untuk terus memilah dan memilih
sampah. Kalo niat kurang, yah salam aja deh. Pasti lama-lama akan turun
kegigihannya.
Ketiga, jadwalkan kapan akan memilah sampah. Kalau akhir
pekan, berarti maksimalkan waktu untuk memilih sampah yang masih dibutuhkan dan
mana yang tidak. Ini hanya untuk sampah besar yah. Kalau sampah yang setiap
hari kita hasilkan, itu berarti harus setiap hari dipilah.
Keempat, memilah dan memilih. Sampah gak mesti yang dari
dapur, seperti makanan, plastik bungkus apa dan apa. Barang-barang yak terpakai
juga sampah. Termasuk kasur rusak sekalipun. Jadi kembali lagi ke nomor empat,
jadwalkan waktunya, lalu pilah barangnya. Ini emang kayak bongkar-bongkar
rumah. Kayak beres-beres rumah. Tapi percaya deh setelah itu rumah kita akan
lebih lowong, lebih terasa lega, dan bersih. Bahkan isi lemari juga bisa dibongkar.
Kelima, pastikan barang-barang yang sudah jadi sampah itu
dipindahkan ke tempat yang tepat. Kenapa? Kalau kalian ngasih ke tukang sampah,
bisa aja berakhir di TPA. Mending kasih ke tukang beling, pengepul kertas atau
plastik, atau ke ewasteRJ(untuk sampah elektronik).
Gak papa lah berepot-repot ria. Ini demo masa depan yang
lebih baik kawan. Hanya luangkan waktu sebentar. Kalo udah satu kali
bongkar-bongkar, ke sana akan semakin ringan karena hanya sedikit barang yang
harus dibuang. Semakin rajin dan rutin kalian, semakin sedikit waktu yang
dibutuhkan. Ingat, time is money. Sampah juga bisa berarti money. Walau gak
banyak, ada baiknya jangan mengharapkan uangnya.
So, mau mulai kapan jadwalnya?