Waktu kecil, pelajaran IPA yang paling kusuka adalah air.
Sifat-sifat air dan kandungan air. Satu dekade kemudian, ketertarikanku pada
air masih sama.
Saat ini muncul air jenis baru: air kesehatan/air
kecantikan—air yang bisa menyembuhkan penyakit. Pernah, kan, baca atau melihat
buku tentang air: The True Power of Water, yang kalo air dibekukan, kristal-kristal esnya akan berbentuk sangat cantik. Saking sukanya dengan air,
saya berencana masuk jurusan water management di HZ University. Saya baru tahu
kalau ada jurusan tentang air. Apakah yang akan saya pelajari hanya air? I
don’t know.
Saya harus bersyukur sampai saat ini akses air bersih mudah
saya dapatkan. Saya harus bersyukur air yang selama ini saya nikmati begitu
segar, bebas besi dan kapur.
Namun, di lain sisi saya begitu sedih. Entah berapa banyak
air di rumah yang terbuang. Air bekas bilasan cucian, air bekas mencuci beras
dan sayuran, air sisa minuman. Saya ingin tahu, apakah air-air tadi bisa
langsung dibuang ke tanah tanpa harus masuk sungai?
Air bekas—kecuali yang mengandung deterjen dan sabun—masih
bisa dimanfaatkan. Buat nyiram pohon, buat nyikat kamar mandi(bahkan bisa pake
air cucian), buat nyikat carport, dan lain-lain. Atau kalo enggak, air sisa
minum, buang aja langsung ke pohon. Air kan harus bertemu dengan tanah dan akar pohon. Di daerah
pertanian, air irigasi kadang tidak mencukupi. Sedangkan kita di sini berlimpah
air.
Yuk, kita lebih bijak dalam memanfaatkan air, menggunakan
air dan membuang air. Minumlah air yang sehat dan cukup dengan kebutuhan tubuh
kita.