Mungkin itu
namanya zero waste membabi buta yang segala macam barang mengandung plastik
diganti kayu. Di satu sisi aku senang dengan banyaknya orang di muka Bumi ini
yang begitu aware dan tertarik dengan konsep zero waste. Konsep yang ternyata
sudah ada sejak awal 2000-an. Tahulah, yah, isu tentang lingkungan dan
puncaknya pemanasan global? Tapi di sisi lain aku juga sedih kalau itu hanya
menambah daftar belanjaan kita. Daftarnya pasti panjang, menambah pengeluaran
lain, belum lagi waktu dan jarak untuk mendapatkan si barang. Saat ini belum
banyak toko offline yang menjual barang zero waste. Kebanyakan masih online. Bukan
mengganti segala barang menjadi kayu yang utama, tapi bagaimana mengurangi
sampah dan segala yang membuntutinya (jejak karbon, misalnya).
Sejauh ini aku
termasuk yang membeli sedotan stainless steel, sikat gigi bambu, dan satu
lembar reusable cotton pad. Well, setelah itu aku tidak berniat membeli segala
tas belanja jaring atau tempat bekal stainless steel (selain karena harganya yang
lumayan mahal).
Proses pembelian
yang kebanyakan masih online pasti menyebabkan sampah paket. Bertambahlah
sampah di rumah kita. Kalau enggak pinter-pinter muter otak, pasti berakhir di
tempat sampah. Belum lagi proses produksinya yang apakah lebih ramah
lingkungan. Apakah lebih pendek rantai produksinya dibanding tanpa sedotan yang
bisa dipakai berulang kali?
Intinya bukan
hal yang salah juga. Tapi kalau masih bisa diminum langsung, yah aku lebih
memilih tanpa sedotan. Bahkan untuk alasan aestetik pun kalau hanya akan
menambah sampah, lebih baik enggak usah. Gak masalah gak minum cantik, kan?
Bisa kok tanpa sedotan. Kecuali kamu sakit dan gak bisa minum sambil duduk.
Ujung-ujungnya
aku membuat sendiri napkin, reusable cotton pad, kantung belanja kain. Semuanya
dari kain perca. Enggak beli bahan kain baru. Bahkan aku masih pakai kantung plastik
kalau belanja. Kan masih bisa dipakai lagi. Aku masih beli yang plastik-plastik
kalo butuh dan lebih mudah didapat.
Kita masih harus
bijak dan berpikir kritis tentang apa itu zero waste. Bukan barangnya, tapi
kebiasaannya yang harus dijaga.