Barang-barang
sandang yang kumiliki saat ini tidak banyak berubah atau bertambah dibanding
satu dekade lalu. Tapi masalah utamaku adalah beragam koleksi, pretelan
kecil-kecil yang sampai memakan satu box ukuran 20 liter. Tidak banyak, tapi
cukup mengganggu.
Sekitar pertengahan
2016, aku mulai membagikan barang-barang kecil tak terpakai, termasuk milik dua
adik lelakiku. Ada jam tangan, pin-pin, gelang, rautan, beragam pensil dan
penghapus yang semuanya adalah barang koleksi. Lalu aku mulai menjual buku
second di Bukalapak dan Tokopedia. Sebagai kenangan aku memfoto barang-barang
koleksi tadi dan menyimpannya di Instagram. Aku juga membuat kerajinan tangan
dari karton tebal undangan sebagai hadiah untuk temanku.
Mengurangi
barang-barang sandang ini masih berlanjut sampai sekarang. Apalagi setelah aku
membaca buku Konmari dan Seni Hidup Minimalis, rasanya aku ingin membongkar
seluruh isi rumah sebelum meninggalkannya dan memulai hidup baru.
Kita tidak bisa
memisahkan decluttering dan sampah dari alam. Semuanya saling terhubung. Tidak
afdhol rasanya kalau hanya fasih memilah sampah tapi punya barang di luar
kebutuhan atau menerapkan hidup minimalis, tapi tidak memilah dan mengurangi
sampah. Atau melakukan zero waste, tapi masih jahatin badan (makan gak bener).
Aku tidak ingin
terganggu hanya karena banyak barang. Semakin banyak barang, semakin banyak
waktu dan tenaga yang harus ada untuk merawat mereka. Padahal waktu kita bisa
dipakai untuk hal lain yang lebih penting. Iya, kan?