Monday, June 29, 2020

Belajar Mengurangi Barang

Barang-barang sandang yang kumiliki saat ini tidak banyak berubah atau bertambah dibanding satu dekade lalu. Tapi masalah utamaku adalah beragam koleksi, pretelan kecil-kecil yang sampai memakan satu box ukuran 20 liter. Tidak banyak, tapi cukup mengganggu.
Sekitar pertengahan 2016, aku mulai membagikan barang-barang kecil tak terpakai, termasuk milik dua adik lelakiku. Ada jam tangan, pin-pin, gelang, rautan, beragam pensil dan penghapus yang semuanya adalah barang koleksi. Lalu aku mulai menjual buku second di Bukalapak dan Tokopedia. Sebagai kenangan aku memfoto barang-barang koleksi tadi dan menyimpannya di Instagram. Aku juga membuat kerajinan tangan dari karton tebal undangan sebagai hadiah untuk temanku.
Mengurangi barang-barang sandang ini masih berlanjut sampai sekarang. Apalagi setelah aku membaca buku Konmari dan Seni Hidup Minimalis, rasanya aku ingin membongkar seluruh isi rumah sebelum meninggalkannya dan memulai hidup baru.
Kita tidak bisa memisahkan decluttering dan sampah dari alam. Semuanya saling terhubung. Tidak afdhol rasanya kalau hanya fasih memilah sampah tapi punya barang di luar kebutuhan atau menerapkan hidup minimalis, tapi tidak memilah dan mengurangi sampah. Atau melakukan zero waste, tapi masih jahatin badan (makan gak bener).
Aku tidak ingin terganggu hanya karena banyak barang. Semakin banyak barang, semakin banyak waktu dan tenaga yang harus ada untuk merawat mereka. Padahal waktu kita bisa dipakai untuk hal lain yang lebih penting. Iya, kan?