Sunday, September 20, 2015

BOTOL BEKAS UNTUK TRAVELING

Saat kita bepergian yang perlu menginap semalam atau lebih, biasanya kita perlu membawa perlengkapan mandi, seperti sikat gigi, sabun, odol, dan sampo atau hand body. Body care tadi biasanya punya ukuran botol atau tube tang gak kecil. Padahal kita gak pergi lama. Kalau pun beli di tempat tujuan, ukurannya sama, gak ada yang kecil.
Nah di sinilah guna botol ukuran kecil yang tidak makan tempat dan tidak membebani tas atau ransel. Jadi bisa lebih praktis. Kita bisa mengoper sebagian isi produk untuk mandi tadi ke wadah yang lebih kecil yang ada di sekitar kita. Bisa didapatkan dari mana saja, termasuk beli botolnya. Lumayan kan untuk lingkungan dan perjalanan kita selanjutnya. Cukuplah isinya untuk seminggu.
Semoga bermanfaat.

Thursday, September 17, 2015

Habis Sampai Titik Terakhir

Mungkin ini hal sepele, sangat sepele. Kita pasti selalu akan mengganti sampo atau sabun atau odol yang isinya sudah tidak keluar lagi atau sudah dijamin habis isinya di dalam botol. Tapi kita sesungguhnya tidak pernah benar-benar habis memakai produk-produk kebersihan tadi, terutama pasta gigi. Pernah terpikirkan oleh kita kalau sisa-sisa tadi dikumpulkan, apa bisa jadi satu tube odol atau satu botol sampo? Percaya atau tidak, sisa odol di dalam tube masih cukup untuk 2-3 kali sikat gigi atau mungkin lebih.
Di rumah, ibu saya atau saya selalu menggunting tube odol jika dipencet tidak keluar lagi. Tapi untuk botol sampo atau sabun cair, biasanya ditambahkan sedikit dengan air. Jadi saat botol dibuang benar-benar bersih isinya.

Bahkan untuk sabun batang, biasanya sisa sabun batang yang kecil 'ditempelkan' pada sabun yang baru. Caranya: basahi sedikit permukaan sabun batang baru, next tempelin deh si sabun yang kecil. Tara...! Menyatu deh sama yang gede. Bisa dipake lagi kan??
So, semakin sedikit lah sampah yang kita buat dan buang.

Monday, June 8, 2015

NASI KOTAK YANG TERBUANG

Akhir bulan lalu saya datang ke sekolah saat adik saya wisuda. Sebagai walinya saya dapet kupon untuk ditukar dengan snack pagi dan nasi kotak sebagai makan siang. Seperti kebanyakan wisuda sekolah setingkat SMA, para orang tua dan calon alumni pasti berkumpul di tempat yang sudah ditentukan. Acara berlangsung sampai Ashar.
Lagi-lagi saya menemukan banyaknya makanan yang terbuang, terutama nasi kotak. Belum lagi tempat-tempat yang kotor karena sampah. Kebanyakan sampah adalah kotak nasi di bawah ini dan botol-botol bekas air mineral dan air berasa teh atau sejenisnya yang berserakan di area acara dan depan kelas, juga halaman sekolah. Sungguh sangat di sayangkan. Di saat ada begitu banyak yang belum bisa makan ayam bakar, di sana malah dibuang begitu saja. Di saat dunia pangan heboh dengan beras plastik, ini nasi sampe kering karena udara. Nasi kotak kayak cuma dilihat atau dicicip sedikit. Padahal mah nanti kalo udah sore atau udah malem sampe di rumah laper lagi. Sayang banget... sangat disayangkan.

Thursday, April 30, 2015

BIOGAS

Banyak alternatif sebenarnya. Ini soal mau berubah lebih baik dan membiasakan diri. Selalu ada alternatif dari banyak hal agar lebih baik. Kadang karena kita sudah terlalu terbiasa dengan sistem tertentu, jadi saat berubah kebiasaan jadi kaget deh.
Saya suka melihat tayangan TV yang menampilkan kehidupan masyarkat yang memanfaatkan biogas. Mereka sepertinya tidak akan terganggu dengan harga LPJ atau bahan bakar untuk memasak yang naik. Mereka bisa tenang-tenang saja, kan? Berbeda dengan mereka yang tergantung pada bahan bakar dari pemerintah. Kemandirian memang lebih membuat hidup tenang. Dengan memanfaatkan bahan lain yang alam sediakan, mereka bisa terbebas dari salah satu hal pokok dalam hidup. Mereka bisa lebih fokus pada hal pokok lain. Mereka bisa menggunakan uang untuk kebutuhan lain. Akan jadi hal yang luar biasa saat penggunaan biogas menjadi umum. Iya, kan? Sepertinya bukan saya saja yang berpikiran begitu. Sampah rumah tangga juga bisa dimanfaatkan jadi biogas, kan?
Senang mendengarnya saat banyak masyarakat yang memanfaatkan bahan lain untuk kebutuhan rumah tangganya. Senang mendengarnya saat ada kelompok masyarakat yang tahu bagaimana mengolah sesuatu menjadi sesuatu.

Wednesday, April 29, 2015

PLASTIK DI MUSIM HUJAN

Plastik-plastik ini dari bungkus kaos atau paket yang lumayan tebal. Ditambah lagi ada klipnya. Plastik-plastik ini bisa kita manfaatkan lagi. Apalagi di musim hujan saat ini. Kadang cover bag saja bisa tembus basahnya sampai dalam. Nah, untuk mengantisipasi, bisa ditambah dengan plastik tadi. Untuk kertas-kertas dan benda yang rawan dengan air, masukan saja ke dalam plastik. Sangat melindungi jika hujan deras, termasuk handphone dan laptop. Ini baru namanya perlindungan maksimal.

Tuesday, April 21, 2015

HABISKAN KERTASMU!!!

Aku memanggilnya beliau guru. Beliau adalah guru kelas saya di kelas 3 SD. Tapi secara teknis beliau adalah kakek guru karena pernah mengajar kedua orang tua saya. Ada banyak pesan dan nasihat dari beliau yang begitu membekas di diri saya, salah satunya adalah penggunaan kertas tulis atau buku tulis. Cukup dengan satu kali saya mendengarnya, saya langsung mengubah pola mencatat saya yang biasanya akan berganti lembar walau masih sisa beberapa baris lagi. Pesan beliau singkat dan sederhana: "kalo nulis sampe baris terakhir". Maksudnya, kalau kita mencatat atau menulis di buku tulis, tulislah sampai baris terakhir. Sehingga tidak ada kertas yang bersisa dan semua baris di buku penuh dengan tulisan. Dengan begitu kita lebih bisa menghemat buku, kan? Sampai-sampai saya jarang sekali membeli buku tulis saking selalu memakai full satu buku. Tidak semua buku halamannya habis terpakai kan dalam satu semester? Dan tidak semua pelajaran menghabiskan satu buku dalam satu tahun kan? So, buku-buku lama saya gunakan kembali. Lembar-lembar kertas yang masih utuh saya pergunakan lagi. Kalau terlalu tipis, saya satukan dengan lembar-lembar kertas dari buku lain. Saya pun bisa mendapatkan satu buku 'baru'. Karena adik-adik saya biasa selalu membeli buku tulis baru setiap kenaikan kelas, maka buku tulis yang sudah tidak dipakai, saya robek lembar yang masih kosong dan dijadikan satu bundel buku tulis. Bagaimana caranya? Cukup disteples. Buku yang tadinya tipis bisa jadi tebal lagi. Bisa menghemat pengeluaran untuk beli yang lain. Seragam mungkin, atau alat tulis seperti pulpel dan pensil.

Saturday, April 18, 2015

GO GReen? WHAT'S 'GO GREEN'?

Karena membaca koran Republika yang mengambil tema tentang gaya hidup hijau, saya pun membuat postingannya ini. Dari artikel di koran tadi, saya pun berpikir lagi tentang maksud dari 'Go Green'. Kalo dipikir-pikir memang masih jauh gaya hidup saya dari 'hijau'. Tapi patut dihargai usaha sekecil apapun untuk kembali hidup berdampingan dengan alam dan sekitar. Kita seakan lupa siapa alam. Yang lebih banyak menyita pikiran dan gaya hidup kita adalah bagaimana kita ingin hidup. Bukan bagaimana kita harus hidup. Karena itu, kita lupa bahwa kita hidup bukan hanya dengan manusia--yang notabene makhluk hidup yang bisa bersosial dan berpikir--tapi juga dengan makhluk hidup lain: hewan dan tumbuhan. Kita lupa dengan hak alam pada kita. Kita padahal sudah mendapatkan 'kewajiban' alam untuk hidup kita. Tapi sungguh sangat sedikit yang paham dan mau bergerak untuk memberikan haknya pada makhluk hidup lain. Kita sudah penuh dengan keinginan untuk memenuhi kebutuhan kita yang belum tentu itu yang kita butuhkan. Kita hanya berusaha memenuhi apa yang ingin dipuaskan.
Hidup go green? Bukan go green juga sih, hanya mengurangi dampak buruk lingkungan. Dan itu sudah lebih baik daripada sikap acuh yang justru menular pada yang lain. Berilah sedikit ruang di daftar keinginan kita untuk hidup lebih baik dalam hal lingkungan. Tidak melulu sampah--walau masalah yang termasuk utama adalah sampah dan pembuangan lainnya.
Hidup praktis dan cepat tidak selalu membuang waktu dan uang. Malah hidup lebih sehat dan bijak lebih hemat. Hanya kita saja yang belum pernah merasakannya. Lagi, tidak semua orang punya keinginan kuat untuk lingkungan. Selalu ada banyak alasan untuk diutarakan. Sungguh sangat disayangkan kalau kita hanya ingin lingkungan bersih dan sehat tanpa mau berkontribusi dan bersinergi bersama. Ini bukan urusan orang lain. Ini tentang kita. Ini tentang rumah kita. Ini tentang sekitar kita. Tidak peduli apakah kamu termasuk orang yang jarang bergaul dengan tetangga atau tidak kenal kakak kelas, bahkan teman sekelas, berusahalah untuk perhatian dengan alam.

EATING, FOOD AND MEAL

This's maybe not just my idea. Coba ada restoran yang ngasih denda ke pengunjung kalo gak abis makanannya, bayar sesuai timbangan makanan yang sisa. Saya pernah dengar ada restoran atau rumah makan jenis ini, tapi lupa dimana. Bayangin aja, di luar apakah makanan itu sempat disajikan ke tamu atau masakan yang gagal, makanan yang tidak habis di piring pelanggan pasti kalo diakumulasikan bukan jumlah yang sedikit. Padahal kita tahu ada banyak orang yang bahkan tidak bisa mendapatkan makanan bergizi. Di luar apakah ada tempat makan kayak gitu? Makan tidak habis, berarti bayar 'dobel'. Makanya abisin makanan. Akan lebih baik sebelum memesan atau mencoba menyendok makanan ke atas piring, porsinya tidak banyak. Saat kita ternyata tidak menyukai makanan yang kita pesan, atau tidak berselera karena alasan lain, tidak banyak makanan yang tersisa.
Gak mungkin kan makanan sisa dikasih ke orang lain. Kurang etis. So, mulailah berpikir sebelum menyajikan makanan di atas piring. Mencoba masakan baru adalah hal yang menarik, tapi akan lebih baik lagi kalau kita tidak menyisakan makanan.

16/2/2013

Monday, April 6, 2015

SAVE YOUR GARBAGE

Suka kesel kalo ngeliat orang buang sampah gitu aja. Pandangan saya akan orang tersebut langsung berkurang hanya karena buang sampah sembarangan. Percuma kalo hanya mengeluh dan bicara panjang lebar kalo sampah berserakan dimana-mana, gak 'nyaman' melihat tumpukan sampah, dan bau-baunya yang menyengat. Hey, lihat diri kita sendiri. Apa kita sudah membuang sampah dengan baik dan benar? Apa kita tidak termasuk orang-orang yang buang sampah seenaknya? Kalo kita masih termasuk kelompok yang tadi, cobalah untuk berhenti bicara dan mengeluh tentang sampah yang tak terurus--termasuk akibat dari sampah--dan cobalah untuk mengurus sampah hasil dari diri kita sendiri, sekecil apapun. Mau itu bungkus permen, bungkus kripik, apapun yang jadi sampah.
Sampah tidak hanya diurus oleh petugas, tapi oleh kita yang menghasilkan sampah. Kita lah yang bertanggung jawab lebih dari siapa pun. Apa kita mau menyalahkan petugas kebersihan? Atau pejabat di divisi lingkungan hidup?
Cobalah untuk memulai dari diri kita tanpa harus melihat dan membandingkan orang lain. Hal kecil ini setidaknya akan berpengaruh besar tanpa kita sadari. Lakukanlah pelan-pelan. Satu kegiatan ini akan menjadi kebiasaan karena dilakukan secara berulang-ulang. Lalu menjadi suatu kebudayaan. Let's do it now!!!

Wednesday, April 1, 2015

Furoshiki

Pernah liat di kondangan ibu-ibu yang bawa bakul seng dibungkus kaen yang diiket? Biasanya isinya beras yang nanti diisi balik sama berkat kondangan.
Sekarang kayaknya kalo di kota udah gak ada, yah. Mungkin di desa-desa masih.
Waktu aku kecil, kalo ada kondangan, pasti ibu-ibu bawa bakul tadi. Banyak nilai-nilai bagus dari tradisi ini. Kalo sekarang mah udah pake plastik. Well, kaen yang bungkus bakul tadi sama ya kayak furishiko. Itu tuh seni membungkus atau melipat kain untuk jinjingan. Aku jadi pengen make kaen untuk bungkus barang daripada harus pake plastik. Gimana menurut kalian? Apa gak arif dan bijak tuh orang-orang dulu dengan alam dan kehidupannya? Baik dengan mereka sadari atau tidak.

Sunday, March 29, 2015

EARTH HOUR

Hem... earth (h)our.... Well saya pernah membahas tentang Eart Hour, kali ini pun tanpa kehilangan antusias yang sama, saya juga akan menulis sekalimat dua kalimat tentang Earth Hour.
Saat ini Earth Hour udah banyak yang inget. Banyak yang peduli tentang pentingnya hemat energi. Look! Hal kecil yang hanya satu jam bisa menghemat banyak hal. Mulai dari energi sampai uang. Tapi gak cuma setahun sekali, kan? Setiap hari juga bisa. Semakin kita memperhatikan energi di sekitar kita, semakin kita menjaga Bumi ini dan semakin sedikitlah uang yang kita keluarkan.

Thursday, March 26, 2015

Dulu Dan Sekarang

Dulu, saat populasi manusia tidak sebanyak sekarang, manusia begitu bersahabat dan bijak dengan alam. Dulu, saat populasi manusia tidak sebanyak sekarang dan mereka tidak tahu dari mana oksigen berasal, hutan begitu luas dan laut begitu bersih. Sekarang, saat populasi manusia banyak, hutan berkurang dan laut tercemar, manusia semakin tidak bersahabat dan tidak bijak dengan alam.

Tuesday, March 24, 2015

22 Maret: WORLD WATER DAY

Waktu kecil, pelajaran IPA yang paling kusuka adalah air. Sifat-sifat air dan kandungan air. Satu dekade kemudian, ketertarikanku pada air masih sama.
Saat ini muncul air jenis baru: air kesehatan/air kecantikan—air yang bisa menyembuhkan penyakit. Pernah, kan, baca atau melihat buku tentang air: The True Power of Water, yang kalo air dibekukan, kristal-kristal esnya akan berbentuk sangat cantik. Saking sukanya dengan air, saya berencana masuk jurusan water management di HZ University. Saya baru tahu kalau ada jurusan tentang air. Apakah yang akan saya pelajari hanya air? I don’t know.

Saya harus bersyukur sampai saat ini akses air bersih mudah saya dapatkan. Saya harus bersyukur air yang selama ini saya nikmati begitu segar, bebas besi dan kapur.
Namun, di lain sisi saya begitu sedih. Entah berapa banyak air di rumah yang terbuang. Air bekas bilasan cucian, air bekas mencuci beras dan sayuran, air sisa minuman. Saya ingin tahu, apakah air-air tadi bisa langsung dibuang ke tanah tanpa harus masuk sungai?
Air bekas—kecuali yang mengandung deterjen dan sabun—masih bisa dimanfaatkan. Buat nyiram pohon, buat nyikat kamar mandi(bahkan bisa pake air cucian), buat nyikat carport, dan lain-lain. Atau kalo enggak, air sisa minum, buang aja langsung ke pohon. Air kan harus bertemu dengan tanah dan akar pohon. Di daerah pertanian, air irigasi kadang tidak mencukupi. Sedangkan kita di sini berlimpah air.

Yuk, kita lebih bijak dalam memanfaatkan air, menggunakan air dan membuang air. Minumlah air yang sehat dan cukup dengan kebutuhan tubuh kita.

Thursday, March 19, 2015

Memaksimalkan Tempat Sampah


Sama kayak koper, tempat sampah kalo yang masuknya rapi juga bisa muat banyak. Bayangin kalo baju-baju yang masuk koper kita gak dilipet. Hem… tau sendiri, kan? Terutama yang biasa traveling bawa koper. Tempat sampah juga bisa muat banyak. Caranya gampang. Ikutin step by step di bawah ini.

Note: khusus sampah plastik. Dari yang seukuran permen sampe bungkus ciki ukuran paling gede, sampe bungkus deterjen. Bukan plastik botol atau gelas aqua, apalagi tetrapak. Oke let’s do it!!!



GAMBAR 1

GAMBAR 2
Lipat bungkus plastik. Bisa jadi dua atau tiga bagian.


GAMBAR 3
Lipat membentuk segitiga




GAMBAR 4 & 5
Lipat terus sampai membentuk persegi


GAMBAR 6
Terakhir kunci bungkus plastik yang sudah dilipat seperti gambar di atas


Nah, gampil, kan? Sampah juga bisa rapi, tempat sampaj jadi muat banyak. Tempat sampah jadi bisa maksimal volumenya. Gak perlu dorong-dorong sampah biar masuk tong sampah.

Friday, March 13, 2015

PAPER, PAPER, AND PAPER…


Ada berapa kali kalian melihat kertas dalam kehidupan sehari-hari? Abis dari alfa dikasih bon, dari supermarket dikasih bon. Beli baju dapet bon, beli makan di resto, dapet bon. Ulangan pake kertas. Ngeprint. Fotokopi, buku-buku dan masih banyak lagi.

Mengolah sampah di rumah
Rumah adalah tempat terkecil di sekitar kita. Tempat yang membatasi kita dengan dunia di luar sana. Tapi dari rumah lah sampah banyak berasal. Seperti kita tahu, selalu ada output dari input. Apa itu sedikit, tapi outputnya banyak atau sebaliknya. Kita bisa saja tidak terlalu memperhatikan sampah. Karena kita lebih mementingkan apa yang dilihat orang lain dari penampilan kita.
Tempat sampah umumnya ada di dapur atau mungkin kita punya tempat sampah sendiri di kamar. Tapi tempat sampah yang paling kotor adalah dapur. Kalian tentu tau sampah organik dan anorganik. Yang pasti sampah organik adalah sampah yang bisa diurai oleh alam, yang sangat mudah membusuk.
Penting loh memisahkan mana sampah organik dan anorganik. Setidaknya kita punya dua tempat sampah. Jadi pas tukang sampah mau ambil sampah, dia gampang misahinnya. Karena kita jarang di rumah dan melihat ibu atau pembantu kita masak, ada baiknya kita ngasih tau mereka untuk memisahkan sampah. Syukur-syukur keluarga kalian udah lama menerapkan pembuangan sampah kayak gitu.
Batang sayur, kulit bawang, bekas kerikan jahe, nasi yang udah gak ke makan, tulangan ikan dan ayam, dan masih banyak lagi sampah organik yg bisa dijadiin penyubur tanah alias pupuk atau kalau pun gak jadi pupuk, yah langsung diurai alam tanpa harus dibakar(nanti saya akan membuat tulisan tentang membakar sampah).
Nah, untuk sampah anorganik, kita harus memisahkannya lagi jadi:
  1. Kertas-kertas
Mau itu kardus coklat bekas aqua, kardus susu, pokok yang ada unsur kertasnya.
  1. Plastik-plastik
Apakah itu gelas plastik aqua, botol-botol, jepitan, gantungan baju, maenan, pokoknya yang bentukannya dari palstik deh. Tapi buat kantong kresek gak masuk yah. Pisahin.
  1. Kaca-kaca
Pastinya bekas kaca yang pecah, atau jendela pecah, cermin. Kaca deh namanya.
  1. Kaleng-kaleng
Pasti yang ada unsur logamnya. Kumpulin aja jadi satu. Kayak panci bolong, bekas kaleng minuman, bekas tutup selai dan sebagainya yang kalian tahu. Paku, baut gak da temennya, kawat, juga bisa masuk di kategori ini.
  1. Kain-kain
Secara umum yah pakaian yang udah gak kepake.
  1. Barang elektronik
Kabel bekas casan laptop dan hape, rolan/terminal gak kepake, kepala casan, pokoknya temennya barang yang berhubungan ama listrik lah.
  1. Kayu-kayu
Bisa maenan kayu-kayuan, furniture kayu, sendok kayu. Dan lain-lain.

Kalo kayak gitu kita gampang ngasihnya ke tukang beling. Kalo kalian gak mo repot misahin kayak yang di atas, bagia dua aja:sampah organik dan anorganik.

Ingat yah, jangan kecampur karena alam hanya mengurai yang dari alam. ^_^

RECYCLE HANDPHONE


Pernah gak kepikiran untuk mendaur satu barang yg gak boleh ketinggalan dari tangan kita? Kalo udah ketinggalan atau gak kepegang atau yang paling parah lost in jalan, wah, wah,, udah kalang kabut gak tentu arah.
Pasti belum banyak yang tau tentang daur ulang hp. Paling-paling kita Cuma tau hp lama ganti hp baru atau tuker-tambah demi dapet hp terbaru atau yang paling kita incer tahun itu. Tapi gimana kalo di rumah kita banyak hp-hp gak kepake. Entah itu karena rusak, karena udah bosen, atau karena dapet ‘sumbangan’ hp dr orang padahal kita gak butuh. Kebanyakan dari kita pasti akan membuangnya ke tempat sampah. Kecil kemungkinan menjualnya.
Di Indonesia hp matot aja masih bisa dapet 50rb. Gak tau deh ama abang konternya mo diapain. Yg penting kita dapet uang and gak da hape nganggur yg menyesakkan isi rumah kita. Yang pasti gak da yg rugi. Si abang konter juga untung. Kitanya aja yg gak tau kelanjutan dari hp bekas kita.
Di luar negeri, daur ulang hape sudah mulai dilakukan karena keuntungannya juga besar(tapi jangan tanya dulu berapa harga jualnya). Kita tentu tau secara umum ponsel kita terdiri dari: a. Plastik; b. Logam-logam; dan c. Kaca. Ada juga yang pake karet. Tapi secara umum seperti yg sudah saya sebutkan tadi. Tiga komponen tadi pasti gak langsung diolah alam. Beda sama daon-daon. Kalau pun akan hancur, pasti akan membutuhkan waktu ratusan tahun atau lebih. Karena itu kita harus bijak saat membuang hp. Untuk negara berkembang seperti kita, ada kok yang mau nerima hp-hp plus aksesorisnya yg udah gak kepake, kayak nokia. Perusahaan ini udah lama punya program recycle hp, walau hanya sebatas hp nokia aja. Buat kalian yg punya hape nokia yg bisa buat nimpuk kucing, coba aja dateng ke nokia care terdekat. Atau buka websitenya n cari halaman “recycle”. Perusahaan lain yang mendaur ulang hp, ada bakrie telecom.
Nah, apa sih untungnya dari daur ulang hp? Banyak kawan…‼‼! Yang pasti gak rugi deh. Segala aksesoris hp, mo itu chargeran-nya, casingnya, baterenya, headsetnya, semua bisa di daur ulang. Tinggal gimana kitanya aja yg mau gerak dikit.
Kita mungkin terlihat seperti peduli dengan orang lain dan lingkungan, tpi kenyataannya kita hanya peduli pada orang di sekitarnya kita yang kita kenal baik. Bisa saja kita tidak akrab dengan tetangga sebelah, padahal ada di sekitar kita. Nah, gimana kita mau peduli lingkungan, apalagi alam kalo sama orang di sekitar aja kayak gitu?
Ingat kawan, kita hidup di jaman plastik, bukan jaman daon pisang, yg abis dipake dibuang dan diurai oleh alam. Alam hanya mengurai benda yang berasal dari alam. Kalo buatan manusia? Yah manusia yang harus mengolahnya kembali.
Tulisan berikutnya saya akan mengulas sedikit tentang hasil tambang dari barang bekas yang lebih menguntung dibanding mengambil dari pertambangan alam.

See ya… ^_^